Sabtu, 21 Desember 2019

Review Film Sayyidah Maryam


Di saat senggang atau sehabis bekerja, saya sering duduk-duduk sambil membaca buku atau menonton film. Kali ini saya memilih film yang berjudul “Sayyidah Maryam”. Selain saya penasaran dengan film ini, saya juga berpikir bahwa ini momen yang pas untuk menonton film tersebut. Di mana saudara kita yang beragama Nasrani sedang menunggu hari raya mereka, Hari Natal. Hari kelahiran Isa Al Masih. Bagi umat Islam sendiri, Isa Al Masih atau Nabi Isa as adalah seorang rasul atau utusan Allah, putra perawan suci, Maryam as.

Sebenarnya sudah berapa bulan yang lalu saya mendonlot film Maryam ini. Namun, saya belum tergerak untuk menonton film ini. Mungkin karena saya berpikir film ini akan memakan waktu jika saya menontonnya. Dan saya akan merasa bosan ketika saya menonton film tersebut.

Bayangkan saja, film ini terdiri dari dua episode. Episode pertama berdurasi tiga jam. Dan episode kedua berdurasi empat jam. Selain itu, kisah Maryam  sudah begitu familiar, kita sudah sering membaca kisah beliau, baik dari buku maupun dari kitabullah. Pastilah tak ada yang baru dari film tersebut. Namun, rasa penasaran mengalahkan kekawatiran saya. Dan kekawatiran saya tidak terbukti. Film ini cukup memikat. Rasanya tidak mau berhenti menonton film ini. Sampai film berakhir.

Film Maryam atau Maryam al Muqaddasah adalah sebuah film Iran yang disutradarai oleh Shariar Bahrani pada tahun 2000.  Film tersebut mengisahkan kehidupan Maryam Ibunda Isa as berdasarkan pada Al Quran, sejarah, dan tradisi Islam. 

Kisah ini dimulai dengan keresahan dan ketakutan Raja Judea, Herodes atau Herud akan mimpi buruk yang dialaminya. Mimpi akan lahirnya penyelamat Bani Israel. Di tempat lain, di Baitul Maqdis, para pendeta Yahudi sedang membicarakan mimpi Nabi Imran. Bahwa akan datang sosok penyelamat, Al masih. Sosok ini akan membawa keadilan bagi bangsa Israel. Namun para pendeta Yahudi itu tidak merasa senang akan kabar itu. 

Mereka merasa terancam jika impian  itu menjadi kenyataan. Mayoritas para pendeta itu sudah merasa nyaman dengan kondisi mereka. Mereka hidup makmur hidup di Baitul Maqdis. Berkat persembahan warga kepada Baitul Maqdis. Sementara rakyat hidup sengsara akibat  pajak dan bunga pinjaman yang mencekik leher. Dan banyaknya ajaran Nabi Musa yang diselewengkan. Mereka membuat syariat sendiri, jauh dari syariat  Nabi Musa as.

Pada saat itu sebenarnya ada nabi di tengah-tengah mereka, yaitu Nabi Zakaria as. Namun, mereka tidak mempercayai kenabiannya. Kedudukan pendeta Yahudi penjual agama itu lebih kuat dari Nabi Zakaria as. Mereka memengaruhi masyarakat bahwa Nabi Zakaria as hanyalah manusia biasa dan seorang pendusta. Bahkan murid yang diandalkan dan kepercayaan Nabi Zakaria as, bernama Nathan ikut terpengaruh. Nathan menjadi ragu dan berbalik menjadi musuhnya. 

Kaum pendeta Yahudi yang sering ke Baitul Maqdis terdiri atas beberapa sekte yaitu sekte Farisi, Sekte Siddiqu, dan sekte Lavi.  Pemimpin kaum pendeta ini, Helial, sebenarnya orang yang baik dan berteman dekat dengan Nabi Zakaria as. Namun, ia tidak berdaya karena mayoritas pendeta Yahudi membenci Nabi Zakaria as

Raja yang memerintah pada masa itu adalah Raja Herodes. Raja ini memperoleh kekuasaan setelah menggulingkan pemerintahan yang sah dan membunuh raja yang sementara bertahta. Ia melakukan pemberontakan dengan bantuan pasukan Romawi. Setelah berkuasa, ia menikahi puteri raja sebelumnya. Miriam nama putri raja itu. 

Raja kesal  karena Miriam tidak pernah bisa mencintainya. Wajar saja karena sang suami telah membunuh ayahnya. Ditambah lagi saudara perempuan sang raja selalu menghasut untuk membenci sang isteri. Para pendeta takut pada raja Herodes. Dengan bantuan para pendeta Yahudi, Raja berhasil menenangkan dan menundukkan masyarakat.

Saat  penantian kelahiran sang penyelamat pun berakhir, ternyata Hanna isteri Nabi Imran, melahirkan bayi perempuan. Para pendeta Yahudi lega. Mereka berpikir mana mungkin Al Masih seorang perempuan. Namun, masalah baru timbul ketika Hanna hendak membawa anaknya, Maryam ke Baitul Maqdis. Para pendeta menentang. Karena perempuan terlarang berada di area Al Quds. 

Namun, karena Hanna menyatakan telah menazarkan anaknya untuk menjadi pelayan Allah di Baitul Maqdis, maka pendeta Yahudi pun mengadakan musyawarah. Apakah Maryam akan diterima keberadaannya di Baitul Maqdis atau tidak. Tanpa disangka pemuka pendeta yang berpengaruh, Yazakar, menyatakan kesediaannya untuk menerima Maryam.

Timbul masalah baru. Siapa yang akan menjadi orang tua asuh Maryam. Mereka berebutan untuk menjadi orang tua asuhnya. Bukan karena mereka menyayangi Maryam. Tetapi, hanya untuk mencegah supaya bukan Nabi Zakaria yang menjadi orang tua asuh Maryam. 

Mereka yang ingin menjadi orang tua asuh Maryam merasa berhak. Karena, pada dasarnya, mereka semua punya hubungan kekeluargaan dengan Maryam. Akhirnya, dilakukanlah pengundian. Hasilnya, hak asuh jatuh kepada Nabi Zakaria.  Mereka tidak setuju. Mereka meminta untuk dilakukan pengundian ulang. Namun, dari hasil pengundian ulang itu, hak asuh tetap jatuh pada Nabi Zakaria as.

Setelah Maryam berada di Baitul Maqdis, Maryam menjadi pelayan rumah Tuhan. Karena didikan Nabi Zakaria, Maryam tumbuh menjadi gadis yang cerdas. Maryam memiliki ilmu pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan para pelajar pria. Ia mampu menjelaskan tentang syariat nabi Musa dengan gamblang dan tepat. Ini membuat para pendeta yang tidak suka kepadanya melakukan intimidasi. 

Ketika Maryam melakukan kesalahan ia dihajar sampai babak belur. Nabi Zakaria memprotes tindakan pendeta yang telah memperlakukan Maryam dengan kejam. Akhirnya, Maryam dibebastugaskan dari berbagai tugas di Baitul Maqdis. Sekarang Maryam boleh beribadah sepuas hati tanpa dibebani pekerjaan yang berat.


Maryam sudah dibebastugaskan bekerja. Namun, ia tidak mau berpangku tangan, ia tetap bekerja. Setiap hari Maryam tetap bekerja sambil berpuasa. Setiap waktu berbuka, ia memberi roti kepada para peziarah di Baitul Maqdis. Bahkan jatahnya untuk berbuka diberikan untuk para peziarah itu. Sehingga Maryam tidak punya makanan lagi untuk berbuka. 

Tapi seperti yang dikisahkan dalam Al Quran, beliau mendapat kiriman makanan dari Allah SWT. Karena sifat Maryam yang welas asih, Maryam sangat dielukan dan dicintai oleh masyarakatnya. Banyak yang datang hanya sekadar untuk melihat sosok Maryam sang perawan suci.  Sampai-sampai para pendeta merasa iri. Mengapa bukan mereka yang memperoleh penghormatan itu.

Kisah Nabi Zakaria dan isteri yang tidak punya anak pun divisualkan secara ciamik dalam film ini. Bagaimana para pendeta penjual agama itu mencemooh dan menyakiti hati sang nabi. Melalui isteri-isteri mereka, mereka meneror isteri Nabi Zakaria. Sang Nabi memohon kepada Allah agar dikaruniai anak. Sehingga berkat kuasa Allah, mereka dikarunia anak walaupun mereka sudah berusia renta.

Kisah berlanjut, Maryam memperoleh amanah besar dari Allah. Allah menitipkan roh suci ke dalam rahim Maryam. Rasa takut dan khawatir menghantui Maryam. Dia sadar bahwa berita tentang kehamilannya pasti akan menyebar di tengah masyarakat. Untuk sementara waktu dia menjauhi orang-orang dan pergi berhijrah. Tak kuasa menahan sakit, akhirnya ia berteduh di bawah pohon kurma yang telah kering. Kesedihan dalam kesendirian dan rasa sakit akan melahirkan  menjadikan bebannya makin berat. Namun hal itu tidak berlangsung lama, buah hatinya akhirnya lahir dengan selamat.

Maryam membawa bayinya ke Baitul Maqdis. Di mana telah berkumpul para pendeta yang jahat bersama para pengikutnya. Setiap orang yang bertemu dengannya melontarkan cacian. Mereka mencemooh Maryam yang memiliki bayi  tanpa punya suami. Maryam as, wanita suci dan agung hanya diam mendengar  tuduhan  tentangnya. Sesuai janji Allah, sang bayi yang masih merah pun berbicara dan bersaksi.

"Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Dia telah memberikan Kitab kepadaku dan menjadikanku seorang nabi"

Semula mereka menatap benci kepada Maryam dan bayinya. namun kemudian mereka tertegun takjub saat mendengar jawaban dari bayi mungil yang masih dalam gendongan itu. Dan para pendeta ketakutan menyaksikan hal tersebut.

Alhamdulilah, saya bisa menyelesaikan film ini. Film yang bersumber dari kisah Al Quran yaitu Surah Maryam. Walaupun banyak yang gagal menuangkan sebuah kisah ke dalam sebuah film. Namun, itu wajar saja. Karena tidak semua hal bisa digambarkan melalui medio visual. Contoh penampakan malaikat. Apakah memang begitu wujud malaikat? Siapa yang pernah ketemu mailaikat? 

Namun, terlepas hal itu, banyak pelajaran yang bisa ditarik dari film ini. Daripada nonton film Korea, sinetron televisi yang berseri atau nonton fillm horror yang belum tentu ada manfaatnya secara spiritual. Mending nonton film seperti ini. Film yang sarat akan nilai religi. Apalagi Maryam as adalah salah satu teladan Muslimah.  Tentunya, kita perlu mengenalnya secara dekat melalui berbagai media pembelajaran.

Dari film ini kita bisa melihat bagaimana sikap Bani Israel, khususnya pemuka agama mereka terhadap utusan Allah. Bagaimana penerimaan mereka terhadap nabi dari kalangan mereka sendiri. Nabi dari kalangan mereka sendiri saja, bangsa Yahudi, mereka menolaknya. Apalagi yang bukan dari kalangan mereka. 

Dari film ini pula kita melihat bahwa ternyata banyak pemuka agama mengatasnamakan agama untuk kepentingan perut mereka. Mereka berani menjual ayat-ayat Tuhan bahkan berani membuat syariat sendiri untuk kepentingan mereka. Mereka menindas dan menzalimi rakyat atas nama agama.

Melalui film ini pula kita bisa belajar sosok Maryam as.  Maryam yang sangat taat kepada Allah. Beliau senantiasa tenggelam dalam ibadah. Pada siang hari ia berpuasa dan pada malam hari ia shalat dan bermunajat kepada Tuhan yang Maha Kuasa. Dalam ketakwaan dan pengenalan Allah (Makrifatullah), beliau mengalahkan para rahib dan orang-orang yang bertakwa pada zamannya.

Pribadi Bunda Maryam as yang welas asih kepada sesama. Rela memberikan jatah makanannya padahal makanan itu satu-satunya untuk berbuka puasa. Mengingatkan kita pada Bunda Fatimah as. Beliau juga rela memberikan makanannya kepada pengemis yang datang ke rumahnya. Saat itu keluarga Fatimah juga sedang berpuasa. Jadilah mereka tidak punya makanan untuk berbuka. Mereka menahan lapar selama beberapa hari berturut-turut.

Saya sungguh terpesona dengan doa Bunda Maryam. Selain Maryam as mendoakan orang-orang yang beriman, beliau juga mendoakan kebaikan untuk para pendosa. 

Ketika Nabi Zakaria melihat makanan yang tersedia dalam bilik Maryam. Nabi Zakaria bertanya darimana Maryam mendapatkan semua itu. Maryam menjawab bahwa makanan itu berasal dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan. Nabi Zakaria pun terkesima dan terkesan akan  keagungan dan kesempurnaan Maryam. Dan Maryam menjadi inspirator bagi Nabi Zakaria untuk memohon kepada Allah untuk dikaruniai seorang anak.

Mungkin ada di antara kita yang apriori tentang film ini. Karena ini film buatan Iran. Katanya, Iran mayoritas bermazhab syiah. Takutnya terpengaruh akan ajarannya. Tapi, apa bedanya dengan film Superman, Star Wars, Jurassic Park atau film Hollywood lainnya yang buatan Amrik yang mayoritas beragama Nasrani. Tidak takutkah kita terpengaruh akan ajaran mereka? Toh kita tetap nonton juga. 

Juga drama korea, yang katanya romantis. Ternyata banyak penggemarnya juga. Terutama kaum ibuk-ibuk. Mungkin karena pemainnya bening-bening, yah. Atau film India, yang selalu ada adegan menyanyi sambil menari.  Bukan film India namanya kalau tak ada menyanyi sambil menarinya. Seperti Kuch Kuch Hota HaiPK, MohabbatainBahubali, film yang berlatar agama Hindu. Tapi, itu wajar saja. Setiap karya apapun, baik itu film atau pun sebuah tulisan tidaklah bebas nilai. Ia mengandung nilai-nilai yang dianut oleh penciptanya.

Kekurangan dari film ini adalah kualitas gambarnya yang belum bening, atau belum berkualitas HD. Jika saja kualitas gambarnya lebih bagus, tentunya kita akan merasa lebih nyaman menonton film ini. Namun saya pikir itu tidak menjadi masalah. Toh dengan kualitas gambar seperti ini, kita masih bisa menikmatinya. Ketimbang berdebat haram tidaknya mengucapkan selamat natal, lebih baik kita menonton film Sayyidah Maryam. Yuk.. 

Gambar : By Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar