Kamis, 23 Agustus 2018

Balon Gas Lebaran

Setiap hari raya baik hari raya Iedul Fitri atau Iedul Adha di lapangan pada waktu menunaikan sholat ied pasti penjual balon gas selalu meramaikan. Balon-balon gas itu selalu bisa menarik perhatian anak kecil. Beragam bentuk, warna dan gambar balon membuat anak-anak tidak tahan untuk segera mendapatkannya.

Ada yang berbentuk kapal, mobil dan masih banyak lagi. Berwarna-warni pula. Gambar semacam Upin Ipin, Putri Salju, dan gambar terkini, yaitu Tayo, sejenis bus dari film Tayo.

Baru memasuki lapangan, anak sudah berteriak balon ma balon ma. Tayo Tayo. Dijawab bentar dulu nak. Habis sholat baru kita beli yah. Habis sholat ied, khutbah pun berkumandang, anak semakin tak sabar. Grasa grusu minta dibelikan. Salah sendiri ibunya bilang belinya habis sholat. Nah sekarang nagih deh. Tapi penjualnya cukup jauh. Di luar pagar. Harus melewati banyak orang kalau mau pergi beli.

Sepanjang khutbah dia merengut marah-marah. Rupanya dia tak sabar. Sampai-sampai jilbab kakaknya ditarik-tariknya. Aduh jangan dong. Yang sabar yah. Ceramahnya hampir selesai. Baru kita beli yah.



Ada balon gas yang terbang. Ditunjukkan kepadanya. Itu nak ada balon lepas terbang deh. Nanti terbang juga kalau kita beli sekarang. Sabar yah. Dia pun jadi tenang. LaLu kubujuk kakaknya untuk membelikannya. Tapi katanya tidak enak melewati orang banyak. Jadi bersabarlah kita menghadapi anak yang mupeng dengan balon gas cantik itu.

Sepanjang khutbah itu, ada terbetik pikiran. Waduh sebaiknya dilarang saja ini penjual balon ke lokasi sholat ied. Mengganggu konsentrasi saja. Boleh saja menjual kalau sholat sudah selesai baru mereka datang. Mungkin bisa menunggu dulu di tempat yang tidak jauh dari lokasi. Pikiran konyol barangkali itu yah. Mereka khan ikut sholat ied juga. Dan lebih menyedihkan lagi kalau mereka dilarang berjualan. Itu khan ladang rezeki mereka. Kejam nian pikiran itu yah.

Sehabis khutbah, si kecil langsung kelihatan riang. Tidak marah-marah lagi. Kami bergegas menuju tempat penjual balon gas. Banyak pembelinya. Kami mesti antri. Saya berharap semoga tidak kehabisan. Dan tidak ada yang mengambil balon Tayo incarannya. Dia senang sekali sewaktu balon Tayo sudah berpindah ke tangannya. Saya pun senang melihatnya tertawa bahagia sambil memegang balonnya.