Di facebook, banyak yang posting tentang bunda Fatimah Azzahra. Ternyata ini hari kelahiran beliau. Kalau bukan karena postingan-postingan itu, manalah teringat akan hari kelahiran penghulu wanita surga itu. Maka berterima kasihlah diriku kepada pemosting status-status tersebut. Semoga mendapat syafaat darinya kelak di kemudian hari.
Fatimah Azzahra, wanita mulia, anak yang sangat dicintai oleh ayahandanya, Rasulullah SAW. Bahkan Rasul pernah bersabda,"Siapa yang menyakiti hati Fatimah, sama dengan menyakiti hatiku."
Begitu cintanya Rasul pada Fatimah, sehingga ketika Ali hendak menikah lagi. Rasul melarangnya, karena Rasul khawatir Fatimah terluka dengan Poligami suaminya. Sehingga rasul marah pada Ali.
Fatimah, sosok teladan muslimah yang sempurna. Ia seorang pribadi, isteri dan ibu yang sempurna. Olehnya itu sebagai seorang muslimah selayaknya kita mencontoh keteladanan beliau. Meneladani beliau adalah harapanku. Walaupun pada kenyataannya, aku tak sanggup untuk betul-betul mencontoh beliau. Masih sangat banyak kekurangan. Dan ini betul-betul membuatku merasa sedih.
Satu hal yang mungkin sebagian orang kurang percaya. Adalah ketika awal mulanya aku mau menggunakan cadar atau penutup muka. Ketika itu, sehabis sholat magrib di kamar. Tiba-tiba ada semacam bisikan. Yang menyuruh menutup muka. Beliau bilang wajahmu itu cahaya yang harus ditutupi. Saat itu saya mendengar beliau berkata,"Saya Fatima Azzahra." Sehingga, kemudian sayapun memantapkan diri menggunakan cadar. Sampai saat ini, saya tetap menggunakan cadar. Karena bisikan itu, masih tetap teringat.
Tentang cadar ini sendiri, ada senior akhwat yang pernah bilang, kok kamu pakai cadar. Padahal bunda Fatimah tidak pakai cadar lho. Saya menyahut kaget, iyakah? Namun, senior akhwat yang lain bilang, siapa bilang Fatimah tidak pakai cadar. Pakai cadar dek, ada bukunya itu.
Fatimah Azzahra, wanita mulia, anak yang sangat dicintai oleh ayahandanya, Rasulullah SAW. Bahkan Rasul pernah bersabda,"Siapa yang menyakiti hati Fatimah, sama dengan menyakiti hatiku."
Begitu cintanya Rasul pada Fatimah, sehingga ketika Ali hendak menikah lagi. Rasul melarangnya, karena Rasul khawatir Fatimah terluka dengan Poligami suaminya. Sehingga rasul marah pada Ali.
Fatimah, sosok teladan muslimah yang sempurna. Ia seorang pribadi, isteri dan ibu yang sempurna. Olehnya itu sebagai seorang muslimah selayaknya kita mencontoh keteladanan beliau. Meneladani beliau adalah harapanku. Walaupun pada kenyataannya, aku tak sanggup untuk betul-betul mencontoh beliau. Masih sangat banyak kekurangan. Dan ini betul-betul membuatku merasa sedih.
Satu hal yang mungkin sebagian orang kurang percaya. Adalah ketika awal mulanya aku mau menggunakan cadar atau penutup muka. Ketika itu, sehabis sholat magrib di kamar. Tiba-tiba ada semacam bisikan. Yang menyuruh menutup muka. Beliau bilang wajahmu itu cahaya yang harus ditutupi. Saat itu saya mendengar beliau berkata,"Saya Fatima Azzahra." Sehingga, kemudian sayapun memantapkan diri menggunakan cadar. Sampai saat ini, saya tetap menggunakan cadar. Karena bisikan itu, masih tetap teringat.
Tentang cadar ini sendiri, ada senior akhwat yang pernah bilang, kok kamu pakai cadar. Padahal bunda Fatimah tidak pakai cadar lho. Saya menyahut kaget, iyakah? Namun, senior akhwat yang lain bilang, siapa bilang Fatimah tidak pakai cadar. Pakai cadar dek, ada bukunya itu.
Entahlah yang mana yang benar. Tetapi, saya masih bersikukuh menggunakannya. Walaupun ada warning dari suami untuk melepasnya. Dengan alasan, umur sudah mengizinkan untuk dibukanya si cadar. Tapi saya merasa tak sanggup. Maafkan saya, suamiku..
Kembali ke bunda Fatimah. Terus terang, saya sangat mencintainya. Sangat, sangat merindukannya. Ingin menatap wajahnya, ingin mencium tangannya yang mulia. Tetapi, bisakah itu terjadi? Ketika diriku masih bergelimang dosa. Saya ini apalah. Di hadapan beliau. Sedih rasanya. Sesak dada ini. Mengingat betapa diri ini masih penuh kekurangan. Dapatkah diri ini bertemu dengannya. Wanita penghulu surga. Sedangkan diri ini belum ada jaminan untuk masuk ke dalamnya. Bagaimana bisa ketemu denganmu, wahai Bunda?
Bundaku, terimalah cinta dan rindu ini.
Syafaatilah diriku bunda
Diri yang hina penuh dosa
Ijinkan aku ya Allah, pada saatnya nanti ketemu dengan bunda Fatimah Azzahra ..teladanku