Kamis, 29 Desember 2016

Perempuan dan Organisasi

Aktivis perempuan ketika masih berstatus single. Belum nikah dan belum punya anak. Tentu saja sangat beda kondisinya dengan perempuan yang sudah nikah apalagi yang sudah punya anak. Sangat beda sekali.

Ketika aktivis perempuan belum nikah. Tentu saja memiliki kesempatan dan waktu luang yang lebih banyak dari pada perempuan yang sudah menikah. Sebagai seorang istri tentu saja harus mendapatkan izin dari suami ketika harus berperan di luar rumah. Tugas dan tanggung jawab dalam rumahpun harus beres. Kalau tida, maka bisa menjadi sumber ketidakharmonisan keluarga. Betul khan? Masa' mau berperan di luar rumah, urusan rumah tangga sendiri tidak beres.

Olehnya, itu ketika seorang perempuan yang berstatus istri harus sering-sering keluar rumah. Karena merupakan pengurus dari organisasi perempuan. Saya kurang setuju. Karena seorang istri punya tanggung jawab besar dalam rumah tangganya. Bukan cuma urusan dapur, sumur juga. Tetapi ternyata suami juga sebenarnya tidak suka ditinggal-tinggalkan. Mereka ingin lihat istrinya senantiasa mendampinginya. Perasaannya sangat senang ketika istri berada di rumah. Bukannya mereka mengekang sang istri bukan itu. Tapi, seperti pepatah, rumahku adalah surgaku. Bagaimana rumah menjadi surga, padahal sang bidadari tidak ada di samping. Nelangsa bukan?

Seperti yang diungkapkan oleh seorang tokoh wanita, kita ini sementara berjuang, bukan cuma untuk keluarga, tetapi juga untuk masyarakat. Saya sangat sepakat. Tetapi, keluarga tetaplah mesti menjadi prioritas bagi seorang istri atau seorang ibu. Ketika seorang istri atau ibu lebih aktif dalam organisasinya maka tentu saja hal ini mengakibatkan ketimpangan dalam rumah tangga. Efeknya bisa fatal, suami merasa tidak diperhatikan, dan bisa saja suami memboikot seorang istri yang lebih mementingkan urusan organisasinya di luar. Tentu saja kita tidak mengharapkan demikian bukan.

Tentu saja, keadaan dan kondisi seorang perempuan berbeda-beda. Bisa jadi ada seorang perempuan yang berstatus istri sudah bebas dari tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Karena memiliki pembantu yang mengurusi tetek bengek urusan rumah tangga. Anak-anaknya sudah besar atau pun tidak memiliki anak kecil yang masih butuh perhatian lebih dari ibundanya. Tetapi ada juga perempuan yang segala sesuatu urusan rumah tangga, ia harus urus sendiri. Mulai dari cuci piring, cuci pakaian, masak dan bersih-bersih rumah. Belum lagi kalau mereka punya anak kecil. Seperti tidak ada habis-habisnya pekerjaan. Dari mulai bangun sampai tidur kembali.

Kondisi yang agak berat, sebenarnya. Apalagi mesti aktif lagi berorganisasi. Tapi, seorang perempuan butuh tempat untuk mengaktualisasikan dirinya. Bertemu dengan sahabat-sahabat yang bisa saling menguatkan. Tidak ada larangan sebenarnya untuk aktif organisasi. Selama bisa menyesuaikan dengan keluarga. Sama sekali tidak. Tetapi kalau mesti sering-sering keluar. Rapat ini rapat itu, padahal tema rapat tidak terlalu penting untuk bertatap muka. Dan, bisa saja lewat group massanger atau WA. Kenapa tidak. Kita bisa memanfaatkan teknologi yang super canggih itu.

Jadi, pada dasarnya seorang perempuan yang berstatus seorang istri atau ibu itu basisnya adalah rumah. Seorang perempuan mesti sering membaca. Membaca Al Qur'an dan juga buku-buku lainnya. Agar pemahamannya bertambah dan wawasannya terbuka. Agar tidak terkena pepatah yang mengatakan bagaikan katak dalam tempurung. Berawal dari rumah kita tebarkan kebaikan ke seluruh penjuru dunia. Teringat bunda Maryam as dan bunda Fatimah AzZahra, mereka lebih sering di rumah. Tetapi derajat mereka sangat mulia di sisi Tuhan. Mereka adalah para perempuan penghuni surga.

Free writing 2

Rabu, 28 Desember 2016

AIR MACET

Saya galau. Tidak tau mau bikin apa. Air tidak mengalir. Itu soalnya. Stok air yang tersedia tidak mencukupi keperluan rumah tangga. Dari cuci piring, masak, apalagi cuci pakaian. Cuci pakaian mesti pakai air mengalir. Nah, ini mesin mati.

Persoalannya, karena listrik untuk mesin air masih pake listrik pengontrak. Jadi tergantung dong. Mereka mau hidupkan atau nyalakan. Sudah beberapa hari ini mesin tidak menyala. Dimatikan sama pengontrak. Soalnya, ada gangguan pada mesin air pengontrak. Bunyi-bunyi terus walaupun tidak ada kran yang terbuka. Nenek yang tinggal di sebelah merasa terganggu dan tidak bisa tidur akibat bunyi-bunyi itu. Tante Pia yang tinggal di sebelah pun protes. Mengetuk-ngetuk pintu dan menyampaikan keluhan nenek.

Akhirnya, pengontrak mencabut stop kontak mesin air. Berhubung, mesin air ke rumahku dan mesin air untuk pengontrak satu sambungan maka terputus pulalah sambungan listrik untuk mesin air ke rumah. Saya putar kran tidak mengalir-ngalir. Jadinya kesal. Kerjaan tidak beres-beres. Lebih parah lagi kalau mau buang air besar. Parah. Gmana dong.

Beberapa hari tidak mencuci, pakaian jadi menumpuk. Harus dicari cepat solusinya ini. Sebenarnya sudah ada meteran listrik dipasang di garasi tapi ada masalah sedikit. Tapi, masalah itu mesti diabaikan karena ada yang lebih urgen. Ketersediaan air.

Free Writing 1

Sabtu, 17 Desember 2016

Novel The Marked Son


Novel The Marked Son karya seorang novelis perempuan. Buku yang lumayan tebal sebenarnya. Meskipun tebal, cerita fiksi action yang bernuansa misteri ini lumayan bagus dan seru. Sayapun terlarut di dalamnya. Menikmati helaian demi helaian, cerita terangkai begitu nyaman dibaca.

Novel ini menceritakan tentang kisah seorang pemuda yang bernama Dylan. Dylan sering bermimpi tentang seorang wanita cantik. Mimpi ini sering berulang semenjak dia kecil. Kehidupannya dengan ibunya yang sering bergonta-ganti pasangan amat menyedihkan. Dia merasa tidak dibutuhkan oleh siapapun. Dia lahir tanpa seorang ayah. Ibunya hamil di luar nikah. Karena takut, ibunya minggat dari rumah dalam keadaan hamil.

Menjelang tamat SMA, Dylan dibawa ibunya ke rumah orangtuanya di pinggir sebuah hutan. Hutan yang misterius. Di dalam hutan itu, hidup orang-orang pertama yang diistilahkan darah murni. Yang memisahkan antara tempat manusia dan orang-orang berdarah murni ini adalah dinding penghalang. Selain darah murni ada juga orang-orang berdarah campuran. Orang-orang berdarah campuran hasil pernikahan antara orang-orang berdarah murni dan manusia.

Pada saat itu, raja orang murni menghilang. Maka muncullah, Navar kesatria, yang gagah nan sakti tapi sayangnya bengis. Dia tak segan-segan membunuhi orang-orang yang menghalangi keinginannya untuk menjadi raja. Satu hal yang sangat ditakutkan darinya, Navar ingin menjaga kemurnian dari orang-orang pertama. Untuk itu, ia memburu orang-orang berdarah campuran dan membunuh mereka.

Orang-orang berdarah campuran akhirnya terasingkan. Memilih untuk bersembunyi dari kejaran sang Navar. Sudah banyak korban darinya. Termasuk Lani, seorang sahabat Kera. Kera inilah gadis yang selalu diimpikan Dylan semenjak Dylan masih kecil.

Kera adalah putri bangsawan terkemuka di negeri itu. Ia ingin diperistri oleh Navar. Kera ingin menolak tetapi sang Ayah tetap menjodohkannya dengan Navar. Dengan tak sengaja ia ketemu Dylan di hutan. Timbul harapan, Dylan bisa menolongnya. Sang Putri merasakan ada kekuatan maha dahsyat dari seorang Dylan. Hanya pria itu yang bisa melawan Navar.

Dylan kemudian akhirnya membuktikan kekuatan itu. Pertama kalinya dia kaget akan kekuatannya. Tetapi kemudian dapat mengendalikannya. Dylan dan Kera kemudian ke negeri Kera. Mereka bertemu Falcon, guru Kera sekaligus peramal kerajaan. Falcon melarang Kera untuk bersama Dylan. Demi keselamatan rakyat, Kera harus menjadi istri Navar. Tetapi Kera bersikeras bahwa Dylan bisa melawan Navar. Kera kemudian berpisah dengan Dylan.

Dylan kembali ke rumah kakek neneknya di luar hutan. Tetapi betapa terkejutnya karena beberapa tempat sudah terbakar. Kakeknya masuk rumah sakit. Ternyata Navar dan pasukannya sudah menyerang melintasi dinding pembatas dunia mereka dengan dunia luar.

Dengan ditemani oleh dua temannya, yang baru ketemu dan nenek temannya. Mereka masuk ke dunia Kera dengan melewati dinding pembatas. Dengan harapan ingin menyelamatkan Kera yang sebentar lagi melangsungkan pernikahan dengan Navar. Berbagai kejadian dan pertempuran mereka lewati. Sayang, salah satu teman Dylan tewas terbunuh.

Dylan kemudian bertempur dengan Falcon. Dan akhirnya Falcon terbunuh. Dylan dan Navar pun akhirnya bertempur. Dan Dylan pun bisa memenangkan pertempuran. Tapi sayang, Dylan kemudian koma. Akankah Dylan selamat dan bertemu kembali dengan Kera?

Novel yang menggambarkan kejahatan dan kebengisan, kekuatan cinta dan persahabatan ini menarik. Penggemar fiksi misteri pastinya suka. Apalagi di dalam hutan, digambarkan banyak makhluk ganjil berbahaya juga makhluk unik yang bersahabat. Mirip-mirip cerita Star War atau Stark Trek. Baca deh untuk lebih puasnya. Soalnya, bisa jadi uraianku di atas tidak begitu memuaskan dibandingkan jika kamu baca sendiri.