Rabu, 22 Juni 2016

SAHUR

Waah..sudah pukul 02.00 lewat nih. Bangunkan diri yang masih tergelayuti ngantuk super berat. Buru-buru kukeluarkan nasi dari dalam penanak nasi. Lupa soalnya tadi. Mengeluarkan nasi itu lalu merendamnya. Tapi, ndak apalah. Sisa nasi yang mengering. Gampang dibersihkan. Kalau sudah terendam air. Setelah wadah anti lengket penanak nasi bersih, Kucuci beras dan memasukkannya ke dalam penanak nasi. Habis itu sholat dulu.

Kupotong sayur, yang tersedia di kulkas. Rencana bikin sawi putih tumis campur irisan cabe merah. Sayur sederhana namun menggugah selera. Ini resep dari kak Nanna Nurhasanah. Senior kohati dari UMI. Setiap bikin sayur ini. Aku akan terkenang beliau. Ketika beliau dan suaminya, Kak Arief tinggal di Pampang. Aku yang waktu itu masak-masak di rumah kos beliau. Lauknya, kebetulan ada udang ukuran agak besar. Anak keduaku, pesan udang crisphy. Insya Allah, mama bikinkan deh. Caranya gampang saja, udangnya dibersihkan, lalu dibuang kepala dan ekornya. Lalu dibaluri tepung bumbu sajiku. Goreng di atas wajan. Dengan api sedang. Gorengnya sampai ke coklat-coklatan. Jangan sampai kehitam-hitaman, yah. Itu namanya ammutung. Hehe...

Tak lupa, sambal pedasnya juga. Oh, saya ingat masih ada sisa sambal tadi malam. Jadi tak perlu bikin lagi. Masih cukup untuk makan kali ini. Habis itu bikin teh manis. Ini minuman favorit baik sahur maupun buka puasa. Ketika buka puasa, Walau ada sirup, mesti tetap ada teh hangat. Supaya lambung tidak kaget, katanya.

Setelah tersedia semua, mulai membangunkan anak. Nah, ini yang paling sulit setiap sahur. Bukan masaknya. Tapi membangunkan anak-anak. Dibisik, dicolek, diangkat. Segala cara dilakukan. Sampai mengusap air ke muka. Sudah bangun, tidur lagi. Dan, akhirnya mereka bangun juga. Ada yang menggerutu dulu dan ada yang langsung cuci muka. Hehe..anak-anak. Disuruh bangun untuk makan saja, susahnya. Bagaimana, kalau disuruh bangun untuk masak, yah. Hemm. Tapi, aku senang sekali, ketika mereka makan dengan lahapnya. Sambil sesekali menyeruput teh hangat. Alhamdulillah.

Sabtu, 11 Juni 2016

POLIGAMI



Saya senyum-senyum melihat sebuah meme. Gambar laki-laki,  beristri satu sampai empat. Dan ada juga laki-laki tanpa istri. Dengan tulisan bahwa yang sempurna adalah yang memiliki empat istri. Dan laki-laki tanpa istri disebutkan ada masalah. Namun, saya tidak akan menyinggung tentang lelaki tanpa pendamping yang dikatakan memiliki masalah.

Apa memang betul, lelaki beristri lebih dari satu jauh lebih baik dari yang beristri satu. Dan dikatakan sempurna jika memiliki empat istri. Aah...belum tentu. Barangkali, di gambarnya, memang betul kelihatan adem ayem, tenteram dan rukun. Tetapi, kenyataannya gimana? Coba bandingkan kehidupan seorang suami dengan seorang istri. Apakah mereka kompak terus? Tentu saja tidak. Terkadang ada masalah di antara mereka. Yang membuat mereka cuek-cuekan. Walaupun setelahnya mereka bertambah mesra. Iya, kan? Bagaimana dengan seorang suami dengan dua istri atau lebih. Boleh dibayangkan.

******************************************

Sebagian lelaki ketika membicarakan poligami. Bukan tersirat lagi, terpampang jelas, ketertarikan mereka. Begitu dahsyat dan menariknya wacana poligami ini. Sehingga wacana lain menjadi kalah seru dibandingkan dengan wacana poligami ini. Dari perbincangan-perbincangan tersebut. Tercetus salah satu di antaranya, kalau aku tidak salah simak. Bahwa seakan-akan suatu keharusan atau kewajiban lelaki berpoligami. Untuk menolong wanita-wanita yang belum menikah. Dengan alasan, jumlah kaum wanita lebih banyak dari lelaki.

Bukannya, saya menentang poligami yah. Tetapi, bolehlah kita baca kembali surah Al Qur'an tentang diperbolehkannya poligami. Tolong dicatat baik-baik. Dibolehkan. Bukan diwajibkan. Tak ada satu pun kata perintah di dalam ayat tersebut. Yang mewajibkan poligami. Terkadang, baca ayatnya pun sepotong-sepotong...nikahilah satu sampai empat. Titik. Tidak dibaca sebelum dan sesudahnya. Maka cobalah baca baik-baik. Dan renungkan.

Lagi pula, diturunkannya ayat yang menyangkut poligami itu. Karena pada waktu itu, sudah umum di jazirah Arab, seorang lelaki memiliki banyak istri. Bahkan bisa lebih dari sepuluh istri. Oleh karena itu, dengan adanya ayat Allah itu, poligami dibatasi sampai empat istri. Sehingga boleh dikatakan bahwa ayat itu malah memberi batasan. Bukan ayat untuk mewajibkan poligami.

Sebagian lelaki, begitu antusiasnya ketika membahas poligami itu. Seakan-akan belum sempurna hidup mereka ketika belum beristri lebih dari satu. Seakan-akan hanya itu yang akan membawa kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Hidup berpoligami. Sampai-sampai menuduh wanita yang tidak mau dipoligami. Wanita egois. Wanita penentang perintah Allah. Betulkah demikian? Mereka mengatakan bahwa wanita yang memperbolehkan bahkan menyuruh suaminya menikah lagi. Apalagi si istri mencarikan perempuan untuk dinikahi suami mereka. Adalah wanita yang sangat mulia.

Tak taukah mereka. Bahwa wanita paling mulia. Bunda Fatimah Azzahra sa. Tidaklah dimadu. Semasa beliau masih hidup, suaminya, Imam Ali sa, tidak pernah menikahi wanita lain. Padahal beliau adalah penghulu wanita surga. Demikian pula, Bunda Khadijah Al Kubro sa. Ibundanya Fatimah AzZahra sa. Rasulullah saw tidak pernah menikah dengan wanita lain ketika beliau masih hidup. Padahal Bunda Khadijah al Kubro adalah wanita yang dijanjikan masuk surga. Apakah mereka ini bukan wanita-wanita mulia. Apakah mereka ini wanita-wanita egois. Tentu saja, tidak bukan. Seandainya saja, mereka pernah menyuruh suami-suami mereka berpoligami. Tentunya wanita-wanita muslimah yang menjadikan mereka teladannya. Akan berlomba-lomba untuk menyuruh suami-suami mereka untuk berpoligami.

Membayangkan kehidupan poligami itu penuh bunga. Dikeliling bidadari-bidadari dunia cantik nan memikat. Yang selalu siap sedia melayani kebutuhan sang suami. Betul-betul menggairahkan. Tapi, cobalah jangan yang dibayangkan yang enaknya saja. Coba bayangkan bagaimana memenuhi kebutuhan mereka semua. Sandang, pangan dan papannya mesti dipenuhi. Disamaratakan. Tidak boleh dibeda-bedakan. Harus adil. Apalagi pendidikan anak-anak yang semakin mahal. Memang benar rezeki itu dari Allah. Allah sudah menjaminnya. Tetapi, kita juga yang mesti berusaha untuk memperoleh rezeki itu.

Allah mensyaratkan laki-laki yang berpoligami itu harus adil. Kalau tidak mampu berbuat adil. Cukup satu saja. Yang tau bisa berbuat adil atau tidak itu, yah sang pencipta Allah, orangnya sendiri dan orang terdekatnya, yaitu istrinya. Mengapa kebanyakan istri tidak rela dimadu? Karena mereka tidak yakin suaminya bisa berlaku adil. Dan terutama juga perasaan sakit yang teramat sakit. Ketika mendengar seorang suami menikah lagi. Apalagi dirinya yang mengalami sendiri. Kita tidak bisa menafikan perasaan sakit seorang wanita ketika tau dirinya dimadu. Ini mengingatkan saya kejadian yang sudah lama berselang.

Dan anehnya juga, ada pengkategorian wanita-wanita yang tidak mau berpoligami. Dengan beberapa tingkatan, yang sampai pada tingkat ingkar kepada perintah Allah. Sejauh itu? Apakah termasuk menolak dipoligami itu ingkar kepada Allah? Ingkar kepada Allah artinya durhaka kepada Allah. Wow...Alangkah dahsyatnya pengkategorian itu. Sepertinya poligami adalah satu-satunya jalan menuju surga-Nya. Karena wanita yang hidup berpoligami itu telah dijanjikan masuk surga. Iya, kalau ikhlas. Kalau tidak, bagaimana?

Menurut saya, kehidupan berpoligami itu bisa mengantarkan ke surga bisa juga mengantarkan ke neraka. Bisa mengantarkan ke surga, jika suami bisa berlaku adil kepada istri-istrinya. Dan para istri ikhlas dengan kehidupannya berpoligami. Tetapi bisa juga mengantar ke neraka. Ketika suami tidak bisa berlaku adil. Membeda-bedakan. Apalagi menelantarkan salah satu istrinya. Juga anak-anaknya. Demikian pula, ketika kehidupan poligaminya melalaikan dirinya dari mengingat Allah. Berkurang ibadahnya bermunajat kepada-Nya, karena sibuk mengurusi istri-istrinya.

Menurut Bapak Quraysh Shihab, bahwa poligami itu ibarat pintu darurat pada sebuah kapal terbang. Pintu ini bisa digunakan ketika pesawat mengalami guncangan yang teramat dahsyat. Tetapi kalau kapal terbangnya aman-aman saja. Pintu darurat itu tidak diperlukan.

Saya prihatin ketika poligami dijadikan wacana super seksi. Bahan olok-olokan. Digampang-gampangkan. Kalau mau berpoligami tinjau diri sendirilah. Mampu tidak, diri ini berpoligami. Bisa tidak, menghadapi konsekuensi-konsekuensinya. Kalau merasa mampu majulah sendiri. Jangan mencoba mendorong-dorong orang lain untuk maju duluan. Memprovokatori orang lain berpoligami. Tidak akan berhasil, Bung. Ketika anda tidak menjalani sendiri terlebih dahulu. Bahkan, saya melihat orang yang sudah berpoligami jarang menyuruh-nyuruh orang lain untuk berpoligami. Ehh...ini yang belum menjalani, begitu bersemangatnya mengompor-ngompori orang lain. Mau berpoligami berjamaah barangkali.

Biasanya, yang sering berwacana itu. Hanya akan menjadi sekadar wacana. Jika tidak ada keberanian untuk mewujudkannya. 

Kamis, 09 Juni 2016

JURUS MABUK XL AXIS



Horee...hari ini ada program internet murah AXIS lagi. Siap-siap aktivasi kartu nih. Mumpung lagi ada programnya. Tahu tidak. Hari-hari biasa, harga paket internet AXIS juga mahal. Walaupun, tidak semahal XL saudara tua AXIS.

Nah, ini kesempatan, mengaktifasi kartu internet AXIS. Kemudian memasarkannya dengan harga bersaing. Karena tidak semua outlet tahu program ini. Jadi jangan heran jika di outlet tertentu, harga kartu perdana internet AXISnya lebih murah dibandingkan dengan outlet lainnya.

AXIS yang satu payung dengan XL setelah diakuisisi oleh XL Axiata, punya program internet murah setiap rabu dan jum'at. Kalau rabu digelari Rabu Rawit dan jum'at disebut Jum'at Baik. Caranya dengan mengisi pulsa pada kartu. Lalu paket datanya diaktifkan. Banyak konsumen yang sudah tahu program AXIS ini. Dan mengisi paket datanya sendiri. Tetapi ada pula konsumen yang senang beli kartu perdana internet baru. Walaupun mesti ganti-ganti kartu.

Kecenderungan konsumen yang tidak mau repot. Beli pulsa dan daftar paket. Tentu saja dilatarbelakangi oleh beberapa hal. Hal yang pertama, takut salah daftar paket. Kedua, harga kartu perdana internet tidak jauh beda dengan kalau isi paket data sendiri. Bahkan terkadang lebih murah. Ketiga, tidak sembarang waktu atau hanya waktu tertentu saja bisa daftar paket murah. Padahal kuota data habis di luar rabu dan jum'at.

Kebutuhan kartu perdana internet AXIS yang cenderung stabil bahkan cenderung meningkat. Apalagi harga paket internet XL saudara AXIS meroket tajam. Membuat outlet menggunakan kesempatan program Rabu Rawit dan Jum'at Baik. Untuk mengaktifasi kartu Perdana internet AXIS sesuai kebutuhan outlet.

Sebenarnya di luar rabu dan jum'at. Ada hari lain dimana outlet bisa mengaktifasi kartu internet AXIS dengan harga murah. Seperti yang telah diutarakan di awal tulisan. Tetapi jarang yang tahu kecuali outlet besar atau outlet yang punya hubungan baik dengan kanvaser. Beda dengan Rabu Rawit dan Jum'at Baik, sering ada SMS pemberitahuan di handphone konsumen. Satu hari sebelum rabu dan jum'at.

Tidak semua outlet mengaktifasi sendiri kartu perdana internet AXIS. Banyak juga outlet yang beli barang jadi. Dari outlet besar ataupun dari para broker. Dengan harga mendekati modal dasar. Sehingga harga jual kartu internet di outlet yang bersangkutan menjadi hampir sama dengan outlet yang produksi sendiri. Tetapi menjadi kepuasan tersendiri ketika bisa menjual produk yang diaktifasi sendiri. Persediaan produk pun bisa terjaga. Karena tidak tergantung dengan pemasok. Dan Kartu internet pun bisa bervariasi.

Bukan tidak beresiko mengaktifasi kartu perdana internet AXIS. Resiko yang pertama, salah tembak paket data. Misalnya paket data 2 GB yang kita inginkan, dengan harga 19.900. Yang tertembak 1 GB, dengan harga 9.900. Sehingga, harus ditransfer pulsa yang tersisa. Dan sisa pulsa yang tersisa harus lima ribu rupiah. Jadi kalau sudah begitu, mau dijual berapa? Yang kedua, sistem transfer pulsa. Karena kartu perdana AXIS berisi pulsa 3.000. Maka ketika mau mengaktifkan paket data 2 GB seharga 19.900 harus ditransfer pulsa 16.900. Dengan biaya transfer pulsa 1.000. Kalau salah transfer bisa-bisa ongkos transfer dobel. Artinya, bertambah biaya aktifasi atau modal kartu perdana internetnya.

Bukan satu dua kali terjadi hal seperti di atas. Ketika melakukan aktifasi data AXIS. Tetapi bukan wirausaha namanya ketika menghadapi resiko, mundur dan menyerah. Resiko buat dihadapi. Bahkan bisa menjadi penyemangat. Karena faktor resiko bisa jadi adalah anugerah. Ketika orang lain menyerah menyadari resiko yang ada. Tetapi kita mampu mengelola resiko dan mengubahnya menjadi rezeki. Dengan kehati-hatian dan konsentrasi penuh. Semua resiko, insya Allah dapat terhindarkan.

Tidak seperti operator lain, yang program paket internetnya sudah pasti. Operator XL seperti menggunakan jurus mabuk. Paket internetnya tiap harinya bisa berubah. Seperti ketika sebulan lalu paket data XL 5 GB seharga 50.000 sekarang paket data XL 3 GB seharga 65.000. Demikian pula, AXIS yang bisa berubah harganya kapan saja. Ini saja tiap Rabu dan Jum'at. Bisa beda-beda paket yang muncul. Kadang kita mengharap yang ada paket 2 GB. Karena kartu perdana internet 2 GB sudah habis. Ternyata yang ada paket data 5 GB. Begitulah. Bikin penasaran. Dan membuat kita mesti standby. Siap-siap dengan kemunculan paket-paket data internet yang tak terduga.

Sebagai tukang registrasi kartu, mesti siap sedia bergelut dengan tumpukan kartu. Meregistrasi kartu, mentransfer pulsa dari kartu perdana satu ke kartu perdana lain. Kemudian mengaktifkan paket datanya. Dengan diselingi pekerjaan rumah yang seakan tak ada habisnya. Enjoy dan menikmati semua aktivitas itu. Anugerah dari Tuhan Sang Maha Pemberi Rezeki. Semoga berkah adanya.

Hamsinah Hamid Dg. Lu'mu
Meta cell Pampang