Waah..sudah pukul 02.00 lewat nih. Bangunkan diri yang masih tergelayuti ngantuk super berat. Buru-buru kukeluarkan nasi dari dalam penanak nasi. Lupa soalnya tadi. Mengeluarkan nasi itu lalu merendamnya. Tapi, ndak apalah. Sisa nasi yang mengering. Gampang dibersihkan. Kalau sudah terendam air. Setelah wadah anti lengket penanak nasi bersih, Kucuci beras dan memasukkannya ke dalam penanak nasi. Habis itu sholat dulu.
Kupotong sayur, yang tersedia di kulkas. Rencana bikin sawi putih tumis campur irisan cabe merah. Sayur sederhana namun menggugah selera. Ini resep dari kak Nanna Nurhasanah. Senior kohati dari UMI. Setiap bikin sayur ini. Aku akan terkenang beliau. Ketika beliau dan suaminya, Kak Arief tinggal di Pampang. Aku yang waktu itu masak-masak di rumah kos beliau. Lauknya, kebetulan ada udang ukuran agak besar. Anak keduaku, pesan udang crisphy. Insya Allah, mama bikinkan deh. Caranya gampang saja, udangnya dibersihkan, lalu dibuang kepala dan ekornya. Lalu dibaluri tepung bumbu sajiku. Goreng di atas wajan. Dengan api sedang. Gorengnya sampai ke coklat-coklatan. Jangan sampai kehitam-hitaman, yah. Itu namanya ammutung. Hehe...
Tak lupa, sambal pedasnya juga. Oh, saya ingat masih ada sisa sambal tadi malam. Jadi tak perlu bikin lagi. Masih cukup untuk makan kali ini. Habis itu bikin teh manis. Ini minuman favorit baik sahur maupun buka puasa. Ketika buka puasa, Walau ada sirup, mesti tetap ada teh hangat. Supaya lambung tidak kaget, katanya.
Setelah tersedia semua, mulai membangunkan anak. Nah, ini yang paling sulit setiap sahur. Bukan masaknya. Tapi membangunkan anak-anak. Dibisik, dicolek, diangkat. Segala cara dilakukan. Sampai mengusap air ke muka. Sudah bangun, tidur lagi. Dan, akhirnya mereka bangun juga. Ada yang menggerutu dulu dan ada yang langsung cuci muka. Hehe..anak-anak. Disuruh bangun untuk makan saja, susahnya. Bagaimana, kalau disuruh bangun untuk masak, yah. Hemm. Tapi, aku senang sekali, ketika mereka makan dengan lahapnya. Sambil sesekali menyeruput teh hangat. Alhamdulillah.
Kupotong sayur, yang tersedia di kulkas. Rencana bikin sawi putih tumis campur irisan cabe merah. Sayur sederhana namun menggugah selera. Ini resep dari kak Nanna Nurhasanah. Senior kohati dari UMI. Setiap bikin sayur ini. Aku akan terkenang beliau. Ketika beliau dan suaminya, Kak Arief tinggal di Pampang. Aku yang waktu itu masak-masak di rumah kos beliau. Lauknya, kebetulan ada udang ukuran agak besar. Anak keduaku, pesan udang crisphy. Insya Allah, mama bikinkan deh. Caranya gampang saja, udangnya dibersihkan, lalu dibuang kepala dan ekornya. Lalu dibaluri tepung bumbu sajiku. Goreng di atas wajan. Dengan api sedang. Gorengnya sampai ke coklat-coklatan. Jangan sampai kehitam-hitaman, yah. Itu namanya ammutung. Hehe...
Tak lupa, sambal pedasnya juga. Oh, saya ingat masih ada sisa sambal tadi malam. Jadi tak perlu bikin lagi. Masih cukup untuk makan kali ini. Habis itu bikin teh manis. Ini minuman favorit baik sahur maupun buka puasa. Ketika buka puasa, Walau ada sirup, mesti tetap ada teh hangat. Supaya lambung tidak kaget, katanya.
Setelah tersedia semua, mulai membangunkan anak. Nah, ini yang paling sulit setiap sahur. Bukan masaknya. Tapi membangunkan anak-anak. Dibisik, dicolek, diangkat. Segala cara dilakukan. Sampai mengusap air ke muka. Sudah bangun, tidur lagi. Dan, akhirnya mereka bangun juga. Ada yang menggerutu dulu dan ada yang langsung cuci muka. Hehe..anak-anak. Disuruh bangun untuk makan saja, susahnya. Bagaimana, kalau disuruh bangun untuk masak, yah. Hemm. Tapi, aku senang sekali, ketika mereka makan dengan lahapnya. Sambil sesekali menyeruput teh hangat. Alhamdulillah.