Saat itu, ketika kubuka facebook, aku melihat suatu kiriman yang menandaiku. Kiriman itu dari kanda Mauliah Mulkin. Ternyata aku diundang untuk menghadiri sebuah seminar parenting dan literasi. Seminar itu akan menghadirkan pak Hernowo Hasim, seorang penulis yang sangat produktif. Bapak ini telah menelurkan karyanya, 24 buku selama 4 tahun. Undangan yang menarik, batinku. Gratis lagi. Langsung saja kukomentari undangan itu dengan menjawab bahwa aku ikut mendaftar.
Keesokan harinya, kutanya pada daengku. Mau tidak ke acara seminar yang akan dilaksanakan di Gowa Trade Centre (GTC). Daengku bilang dia juga mau ikut. Sekalian berakhir pekan, katanya. Alhamdulillah, aku bersyukur. Artinya ada yang mengantar nih. Aku kemudian membagikan kiriman kak Uli. Dan sahabatku, Mila Nurhayati ternyata mau juga ikut didaftarkan. Tetapi sayang sekali, menjelang acara dia bilang dia tidak bisa ikutan ke acara itu. Karena ada halangan.
Pada hari "H"nya, aku cemas karena anak-anak belum bangun padahal sudah pukul 08.00 pagi. Sedangkan acara di mulai pukul 08.30. Sampai pukul 08.30, aku mulai serius membangunkan mereka. Takutnya, batal berangkat kalau kelamaan. Akhirnya mereka bangun juga. Aku secepatnya memandikan si bungsu dan memakaikan bajunya. Si ayah membersihkan kereta yang mau dipakai. Sudah dibersihkan tetapi tetap saja berdebu. Barangkali karena tidak ditutupi.
Setelah anak siap, melalui whatsapp, aku melihat kak Faridah Idris mengatakan acara sudah dimulai. Aku deg-degan. Padahal aku mau memintaizinkan dulu Renaisa kepada gurunya di sekolah. Renaisa masuk pukul 10.00. Jadi aku mesti minta izin sebelumnya. Sebenarnya gurunya agak keberatan mengizinkan. Tetapi, aku juga tidak bisa meninggalkannya di rumah sendirian. Waima ada adik dan karyawan lain di ruko. Aku mesti membawanya bersamaku. Apalagi acara ini juga akan sangat bermanfaat buat dia.
Berangkatlah kami ke GTC. Sesampai di sana, lumayan oke dan mantap penyambutan panitianya. Mereka menyambut kami dengan ramah. Di sepanjang jalan, ada panitia yang menunjukkan ke arah tempat berlangsungnya acara seminar. Aku senang sekali. Karena hal itu memudahkan dan mempercepat kami sampai di tempat acara. Apalagi kami rada-rada terlambat.
Sesampai di dalam ruangan, aku melihat Hadijah Sandra sudah duduk dengan nyaman. Aku menyangka dia belum datang. Karena belum lama berselang, dia menyapa melalui whattsapp, menanyakan di mana tempat seminar. Tidak kusangka dia sudah duduk manis dalam ruangan. Dia lalu memanggilku duduk di dekatnya. Sedangkan daengku lebih memilih duduk di belakang. Sambil mendengarkan bapak Hernowo, aku mencari kak Faridah. Ternyata beliau berada di deretan depan. Di depannya, aku melihat kak Sulhan Yusuf dan kak Mauliah Mulkin. Sepasang suami isteri pegiat literasi di Makassar. Lumayan banyak juga yang menghadiri acara seminar ini. Aku kemudian melihat kak Abdul Rasyid Idris bersama istri, kak Rusnawati, duduk di belakang daengku.
Setelah bapak Hernowo usai memaparkan isi buku terbarunya. Lalu diisi dengan sesi tanya jawab. Ada yang bertanya, apa doanya agar anak bisa rajin membaca dan beberapa pertanyaan lainnya. Sayang sekali, sound sistemnya agak berdengung sehingga aku kurang bisa menikmati setiap pemaparan demi pemaparan. Tapi untungnya, buku Flow in Socmed sudah tersedia di tempat seminar. Dengan harga diskon pula. Dengan buku itu, kita bisa menemukan cara bagaimana bisa membaca ngemil dan menulis bagai air mengalir. Seperti apa itu membaca ngemil dan menulis bagai air mengalir. Silakan beli bukunya dan mari mendarasnya.
Setelah sesi tanya jawab, ternyata ada sesi untuk minta tanda tangannya pak Hernowo. Aku yang belum memegang bukunya, bergegas ke depan mencari buku itu, demikian pula Hadijah Sandra. Peserta yang lain juga ikut mengantri untuk membeli bukunya pak Hernowo. Kapan lagi ada kesempatan seperti ini. Jarang-jarang lho, kita dapat tanda tangan si empunya karya di buku kita. Peserta seminar antri guna mendapat tanda tangan pak Hernowo. Momen itu diabadikan daengku melalui hp sederhananya. Momen yang menyenangkan. Terlihat dari wajah-wajah riang mereka. Senang sekali kelihatannya.Aku pun demikian.
Setelah sesi penandatanganan buku selesai, ada sesi foto-foto rupanya dengan pak Hernowo. Mendapat kesempatan untuk berfoto dengan pak Hernowo, kami tidak sia-siakan. Jarang-jarang ada momen seperti ini. Siapa tau kepiawaian menulis pak Hernowo menular kepada kami. Minimal semangatnya. Bisa membuat ketertarikan kami pada dunia literasi semakin membuncah.
Aku menikmati seminar ini. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Semoga di kesempatan lain bisa mengikuti acara-acara yang menarik dan bermanfaat seperti ini. Sekarang saatnya mendaras buku yang sudah berada dalam pangkuan ini. Mendaras "Flow in Socmed". Semoga buku ini bisa membawa perubahan dan perbaikan pada diriku. Barakallahu.
Thengkyu buat gurunda, Mauliah Mulkin..